Aku dan suamiku sudah menikah selama 7 tahun. Tapi aku tidak pernah menyangka, pernikahan kami yang sudah selama ini tidak ada cinta di dalamnya. Setelah beberapa tahun pernikahan kami, aku baru tahu kalau suamiku mencintai wanita lain yang adalah sahabat baikku. Sahabatku ini adalah teman SMAku dulu. Kami adalah sahabat baik yang berbagi banyak hal dari pekerjaan sampai waktu dan banyak hal. Setelah aku berkenalan dengan suamiku dulu, dia juga mengenalkan teman-teman baiknya ke sahabatku ini, kemudian masing-masing dari kami memiliki keluarga masing-masing.
Tentu saja setelah menikah, aku dan sahabatku semakin jarang bertemu karena keluarga kami punya pekerjaan masing-masing, tapi kami selalu punya waktu untuk bertemu dan makan-makan, keluarganya dan keluargaku. Beberapa hari yang lalu, waktu kami makan-makan bersama, anak dari sahabatku yang baruberumur 5 tahun memberitahuku kalau suamiku membelikan handphone baru untuk sahabatku setelah handphone lamanya rusak. Mendengar hal ini, aku cukup kesal. Ingin marah tapi harus menahan amarahku. Handphoneku yang aku pakai sampai saat ini bukan handphone yang canggih. Hanya handphone yang bisa dipakai untuk menelefon. Waktu aku meminta ganti kepada suamiku, dia hanya bisa mengatakan kalau aku tidak boleh boros dan handphone yang kupakai bisa menelefon saja sudah cukup. Masih banyak pengeluaran lain yang harus direncanakan, katanya.
Aku bingung, suamiku yang selalu berusaha untuk menghemat bisa membelikan handphone yang cukup mahal untuk sahabat baikku tanpa berpikir panjang. Waktu itu aku sedih, tapi berusaha senang, sama dengan suami dari sahabatku. Sesampainya di rumah, aku meminta suamiku menjelaskan semuanya. Awalnya dia berkata kalau anak dari sahabatku salah mengerti, tapi akhirnya dia mengakui kalau handphone itu diberikan olehnya. Menurutnya, sahabatku ini sudah membantu keluarga kami cukup banyak. Handphone itu hanya sedikit rasa terima kasih dari keluarga kami. Tapi setahuku, keadaan keluarga kami sebenarnya hampir sama. Keuangan dan jabatan setiap kami di masyarakat tidak jauh berbeda. Lagipula segala sesuatu yang kami lakukan selama ini adalah karena hubungan kami yang sudah terjalin sejak lama. Rasanya tidak ada bantuan yang sangat berarti sehingga kami harus membelikan sesuatu yang sangat mewah bagi mereka. Ketika aku bertanya kepada suamiku apakah mereka bermain hati, dia dengan tanpa merasa bersalah mengatakan tidak. Entah apa yang harus kulakukan...
Bagi banyak orang, mungkin minta cerai adalah hal yang paling normal. Tapi, apakah itu pilihan yang paling tepat? Terkadang cinta bisa datang dan pergi, tapi pasangan kita adalah orang yang akan menemani kita sampai akhir hidup kita. Bercerai mungkin terlihat menyelesaikan masalah untuk saat itu, tapi bagaimana dengan kehidupan kita kedepannya? Mungkin terkadang, hal-hal di dalam keluarga hanya perlu sedikit komunikasi dan penyelesaian.
sumber : cerpen.co.id
KODE IKLAN 300x 250
Tentu saja setelah menikah, aku dan sahabatku semakin jarang bertemu karena keluarga kami punya pekerjaan masing-masing, tapi kami selalu punya waktu untuk bertemu dan makan-makan, keluarganya dan keluargaku. Beberapa hari yang lalu, waktu kami makan-makan bersama, anak dari sahabatku yang baruberumur 5 tahun memberitahuku kalau suamiku membelikan handphone baru untuk sahabatku setelah handphone lamanya rusak. Mendengar hal ini, aku cukup kesal. Ingin marah tapi harus menahan amarahku. Handphoneku yang aku pakai sampai saat ini bukan handphone yang canggih. Hanya handphone yang bisa dipakai untuk menelefon. Waktu aku meminta ganti kepada suamiku, dia hanya bisa mengatakan kalau aku tidak boleh boros dan handphone yang kupakai bisa menelefon saja sudah cukup. Masih banyak pengeluaran lain yang harus direncanakan, katanya.
Aku bingung, suamiku yang selalu berusaha untuk menghemat bisa membelikan handphone yang cukup mahal untuk sahabat baikku tanpa berpikir panjang. Waktu itu aku sedih, tapi berusaha senang, sama dengan suami dari sahabatku. Sesampainya di rumah, aku meminta suamiku menjelaskan semuanya. Awalnya dia berkata kalau anak dari sahabatku salah mengerti, tapi akhirnya dia mengakui kalau handphone itu diberikan olehnya. Menurutnya, sahabatku ini sudah membantu keluarga kami cukup banyak. Handphone itu hanya sedikit rasa terima kasih dari keluarga kami. Tapi setahuku, keadaan keluarga kami sebenarnya hampir sama. Keuangan dan jabatan setiap kami di masyarakat tidak jauh berbeda. Lagipula segala sesuatu yang kami lakukan selama ini adalah karena hubungan kami yang sudah terjalin sejak lama. Rasanya tidak ada bantuan yang sangat berarti sehingga kami harus membelikan sesuatu yang sangat mewah bagi mereka. Ketika aku bertanya kepada suamiku apakah mereka bermain hati, dia dengan tanpa merasa bersalah mengatakan tidak. Entah apa yang harus kulakukan...
Bagi banyak orang, mungkin minta cerai adalah hal yang paling normal. Tapi, apakah itu pilihan yang paling tepat? Terkadang cinta bisa datang dan pergi, tapi pasangan kita adalah orang yang akan menemani kita sampai akhir hidup kita. Bercerai mungkin terlihat menyelesaikan masalah untuk saat itu, tapi bagaimana dengan kehidupan kita kedepannya? Mungkin terkadang, hal-hal di dalam keluarga hanya perlu sedikit komunikasi dan penyelesaian.
sumber : cerpen.co.id